Jumat, 21 Juni 2013

Andai BBM tidak disubsidi

Apa yang Anda bayangkan seandainya BBM tidak disubsidi oleh Pemerintah? Dijual lewat mekanisme pasar? Mengutamakan proses supply dan demand? Tentulah semua setuju harganya pasti melambung tinggi, mahal, tidak seperti yang kita nikmati selama ini.

Selain itu, semua orang pasti setuju dengan tingginya harga BBM tersebut menimbulkan efek terhadap harga barang kebutuhan pokok akan terus merangkak naik, biaya transportasi menjadi mahal hingga banyak masyarakat yang kehidupannya akan menyentuh garis kemiskinan. Itu semua yang ada di bayangan kita.

Sehingga wajar saja jika setiap ada kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi, pastilah rentetan aksi penolakan dan unjuk rasa masyarakat bermunculan di semua daerah.

Tapi tahukah anda, subsidi BBM yang diberikan Pemerintah ternyata kurang tepat sasaran dan jauh dari rasa keadilan. Kok bisa?. Kondisi dilapangan menunjukkan subsidi BBM dan listrik yang diberikan pemerintah tenyata banyak dinikmati oleh golongan masyarakat mampu. Penelitian Bank Dunia pun menunjukkan 77% alokasi subsidi BBM kebanyakan dinikmati oleh Masyarakat dengan penghasilan tinggi per bulannya.

Bayangkan, kalau 77 % dana subsidi BBM pada APBN sebesar Rp 193, 8 triliun atau setara dengan Rp 150 triliun yang tidak tepat sasaran tersebut digunakan untuk penanggulangan kemiskinan dan kesejahteraan sosial, maka akan lebih mensejahterakan masyarakat.

Andai saja anggaran sebesar itu dialihkan untuk program penanggulangan kemiskinan seperti Program Keluarga Harapan (PKH) yang tahun ini hanya menerima alokasi Rp. 2.8 triliun atau Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Pedesaan sebesar 8 triliun hingga PNPM Perkotaan yang cuma Rp 1,7 triliun. Bisa juga program tersebut dialokasikan untuk layanan kesehatan murah dan kesejahteraan sosial terutama dalam membangun infrastruktur dasar.

Andai saja lagi program ini berjalan sesuai dengan yang kita harapkan, akan ada 29.6 juta jiwa yang selama ini masuk dalam kategori keluarga miskin menjadi lebih sejahtera. Mungkin program ini akan jauh lebih berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tidak mampu.

Andai saja kesejahteraan masyarakat sudah tinggi, tidak perlu lagi ada kecemasan kenaikan harga barang kebutuhan pokok atau biaya transportasi yang mahal sehingga masalah ini mampu dihadapi oleh masyarakat dengan sebuah senyuman.

Andai saja infrastruktur dapat dibangun dengan lebih baik, pemborosan BBM bukanlah masalah klasik lagi, kemacetan dimana-mana sudah bukan permasalahan utama hingga banjir pun bukan sesuatu yang menakutkan. Semua masyarakat akan hidup dengan tenang.

Andai saja dari dulu BBM tidak disubsidi, pemerintah tidak perlu pusing-pusing lagi memikirkan defisit neraca perdagangan yang baru pertama kalinya terjadi selama 50 tahun terakhir serta defisit anggaran yang sangat besar.

Andai saja semua ini terwujud, maka masyarakat akan dengan sukarela membayar pajak. Dana alokasi BBM bersubsidi yang kurang tepat sasaran dan jauh dari rasa keadilan telah sukses dialihkan untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Itulah hakekat pajak yang sebenarnya. Pajak yang Anda bayar untuk subsidi yang tepat sasaran dan memakmurkan rakyat.

Dan andai saja ini semua bukan andai-andai, tetapi kenyataan.....

(Di copy dari tetangga sebelah)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Jumat, 12 Oktober 2012

Antara Asuransi, Unit link dan Investasi

Barangkali banyak yang sudah mengetahui bahwa asuransi bertujuan untuk melindungi nasabah dari resiko finansial. Resiko finansial bisa muncul kapan pun tanpa bisa diprediksi karena kejadian yang membuat nasabah secara mendadak tidak lagi bisa produktif dalam mencari rejeki,  baik karena jatuh sakit, kecelakaan hingga cacat tetap sampai dengan meninggal (sesuai jenis perlindungan yang dikehendaki). Asuransi dimaksudkan untuk melindungi diri seperti perawatan medis, dan melindungi keluarga seperti pendidikan anak atau santunan keluarga. 

Sebelum mengetahui perbedaan mendasar antara Asuransi, Unit Link dan Investasi, sebaiknya kita ikuti uraian dan latar belakang sebagai berikut.


Mengapa memilih Asuransi Prudential?

Mengikuti program asuransi tentunya nasabah berharap agar produk-produk yang diambil dapat terjamin pada saat dibutuhkan nantinya. Oleh karena  itu, dalam memilih perusahaan asuransi perlu pertimbangan yang matang. Perusahaan asuransi  yang dipilih harus memiliki reputasi yang bagus di tingkat nasional maupun  internasional. Perusahaan asuransi yang mapan akan memiliki sistem administrasi  dan keuangan sehingga dapat menjamin dana nasabah sekaligus lebih mudah dalam proses pengurusan.


Rabu, 10 Oktober 2012

Faktor-faktor yang membuat premi asuransi lebih mahal

Dalam dunia investasi dikenal dengan ungkapan, “high risk high gain”. Dengan kata lain, investasi yang beresiko tinggi akan didapatkan keuntungan yang tinggi pula. Senada dengan hal tersebut, dalam hal asuransi, semakin tinggi resiko finansial seseorang maka akan dituntut premi yang tinggi pula. Dalam hal ini adalah asuransi jiwa atau asuransi kesehatan. Jadi, premi yang tinggi di sini adalah yang disebabkan oleh resiko finansial yang tinggi, bukan karena banyaknya produk-produk asuransi yang dipilih atau karena tuntutan uang pertanggungan yang tinggi.

Minggu, 07 Oktober 2012

Hanya PNS yang terjamin hari tuanya?

Banyak orang tua yang masih mengunggulkan PNS sebagai profesi anak-anaknya, karena salah satu alasan, PNS terjamin hari tuanya. Bahkan ada juga yang mencibir, bagaimana PNS yang sudah tidak produktif kok masih digaji (dapat pensiun). Ini semua adalah pendapat kuno.Siapa pun bisa terjamin hari tuanya asalkan direncakan sejak awal berkarir, yaitu ketika masih kuat bekerja. 


Minggu, 30 September 2012

Manajemen Resiko Finansial


Setiap kali kaki melangkah, resiko akan selalu ada dan tidak dapat dihindari. Boleh jadi kita sudah sangat berhati-hati, tapi apakah orang lain juga melakukan hal yang sama. Resiko tidak hanya berasal dari kecerobohan kita saja, tapi kadang juga dari kecerobohan orang lain. Tapi akibatnya, kita juga yang kena getahnya.